yuanayu.com

Jadi Ibu Rumah Tangga, Cerita Luluk Lawan Stigma Lewat Blogging

19 komentar

 

Cerita Luluk Lawan Stigma IRT Lewat Blogging

Perempuan yang telah menikah biasanya akan dihadapkan pada dua pilihan, menjadi ibu rumah tangga (IRT) atau ibu bekerja. Tak jarang, banyak perempuan menjadi bimbang bila dihadapkan dengan pilihan-pilihan itu. Perempuan yang menikah harus mempertimbangkan banyak aspek sebelum memutuskan menjadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja. Selain itu, dukungan dari suami pun mempengaruhi pilihannya.

Seorang perempuan mengemban tanggung jawab yang tak mudah sebagai seorang istri dan ibu. Termasuk memilih menjadi ibu rumah tangga, akan ada konsekuensi yang datang mengiringinya. Begitu pun sebaliknya jika memilih menjadi ibu bekerja.

Adalah Islakhu Lukluil Machnunah, ibu satu anak yang tinggal di Malang ini juga sempat mengalami kegundahan saat dihadapkan dua pilihan itu. Namun, Luluk, sapaannya, dengan mantap memilih menjadi ibu rumah tangga.

Bahagia menjadi ibu rumah tangga

Sebelum memutuskan menjadi ibu rumah tangga, Luluk sempat bekerja sebagai pembina pramuka di beberapa sekolah. Bahkan, pekerjaannya itu terbilang cukup padat dari hari Senin hingga Sabtu.

Akan tetapi, Luluk memutuskan berhenti dan menjadi ibu rumah tangga dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya, menjaga kedekatannya dengan si kecil, leluasa memantau pertumbuhan si kecil serta memberikan pendidikan terbaik untuknya.

Kalau suami mendukung 100 persen, kata suami dalam rumah tangga memang harus membagi tugas

Baca juga: Di Balik 1001 Kunci Sukses Mendidik Anak

Luluk bercerita, selain menjadi ibu rumah tangga, ia juga memiliki usah sampingan. Yakni, membuka jasa posting iklan mobil. Luluk mengaku sangat menikmati hidupnya sebagai ibu rumah tangga. Ia bahagia dapat melakukan banyak hal saat menjadi ibu rumah tangga.

"Alhamdulillah, bekerja di rumah pun lebih leluasa. Penghasilannya hampir sama ketika aku bekerja diluar malah bisa lebih. Bonusnya masih bisa dekat dengan anak" bebernya.

Serba salah jadi ibu rumah tangga zaman sekarang

Cerita Luluk Lawan Stigma IRT Lewat Blogging

Memutuskan menjadi ibu rumah tangga bukan berarti mulus-mulus saja, banyak hambatan dan rintangan. Luluk membeberkan, beberapa orang terdekatnya mencibir dan mempertanyakan pilihannya sebagai ibu rumah tangga. Apalagi, Luluk menyandang sarjana lulusan bahasa Mandarin pun turut dipertanyakan.

Luluk menyebut, stigma perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga cukup kental di lingkungannya. Mereka menganggap, kata Luluk, perempuan yang menjadi ibu rumah tangga tak mampu berdiri sendiri dan hanya berada di bawah ketiak suami. Tak sampai di situ, Luluk pun kerap dihujani berbagai pertanyaan yang merendahkannya sebagai ibu rumah tangga.

"mereka menganggapku tidak mampu, tidak punya penghasilan, pengangguran dan tidak berguna," ujarnya.

Jika pun memilih tetap bekerja, Luluk akan dihantui dengan stigma ibu bekerja. Seperti, mempertanyakan pola asuhnya, dianggap tak laik jadi ibu dan lainnya. Jadi serba salah bukan?

Melawan stigma dengan blogging

Hujatan kerap menghujam dada dan menusuk hatinya. Dada menjadi sesak, pengap, telinga dan kepala panas mendidih. Mungkin itu gambaran saat Luluk mendengar berbagai cercaan yang tak henti didengar. Tak tinggal diam, Luluk pun mencari berbagai kegiatan untuk menghilangkan penatnya.

1. Healing dengan blog

Luluk bercerita, di suatu sore tangisnya meledak lantaran tak sanggup lagi mendengar berbagai hujatan yang ditujukan kepadanya. Luluk mencoba mengalihkan kegiatannya agar tidak memikirkan omongan-omongan pedas tentangnya. Ia bermain Instagram untuk menghibur diri. Sesekali melihat story teman dan membaca postingan yang muncul di beranda.

"Dan ketemulah postingan salah satu temanku tentang Blogspedia challenge. Sepertinya ada kaitannya denganku dan aku ingin mencurahkan semuanya di sana" ungkap Luluk.

Luluk mengungkapkan, perasaannya lebih lega dengan menulis curahan hatinya di blog. "Aku sudah mengenal blog sejak tahun 2018. Tapi, belum tahu apa gunanya, belum tahu tentang alamat blog, hanya membuat akun saja," imbuhnya.

Luluk tidak hanya menulis di blog, ia juga suka mencurahkan isi hatinya di microblog seperti instagram.

Baca juga: Bagaimana Cara Healing Mama Muda Zaman Now? 

2. Tekuni dunia blogging

Luluk semakin cinta dengan dunia blogging setelah mengikuti blogspedia challange. Semangatnya makin terpacu untuk menyelami dunia blogging. Luluk mengatakan, ia juga telah mengkuti kelas blogspedia coaching saat ini.

"Dan membuatku sedikit lebih terbuka dengan diriku. Hingga sekarang aku pun mengikuti kelas blogspedia coaching," ungkapnya.

Luluk mengaku, banyak pengetahuan berharga yang diperolehnya dari kelas blogspedia coaching. Misalnya, mengenal dashboard blogspot hingga cara menulis artikel dengan SEO friendly.

"Akhirnya setelah mengikuti berbagai rangkaian kegiatan blogspedia coaching aku jadi tahu apa itu blog, fungsinya dan berbagai cara kerjanya."

Semangat belajarnya tak surut kendati kudu multitasking menidurkan si kecil sambil menyimak berbagai pelajaran blogging yang disampiakan secara daring.

3. Melawan stigma dengan blogging

Kendati masih blogger pemula, Luluk terus belajar dan bercita-cita menjadi blogger profesional. Luluk ingin berbagi melalui tulisannya tentang apa yang terjadi padanya agar tidak lagi terjadi kepada orang lain. Luluk juga ingin melawan stigma dengan menunjukkan bahwa ibu rumah tangga mampu berkarya dan berdaya. Ibu rumah tangga memiliki kedudukan yang sama dengan lainnya, menjadi ibu rumah tangga itu membahagiakan serta tidak ada penyesalan sedikitpun darinya.

Baca juga: Review Cerpen Bromocorah

Jadi diri sendiri

Cerita Luluk Lawan Stigma Ibu Rumah Tangga Lewat Blogging

Perempuan memang selalu dalam bayang-bayang stigma di dalam masyarakat. Jadi tak heran perempuan yang menikah atau lajang, perempuan yang bekerja atau tidak hingga perempuan yang memiliki anak atau tidak akan mendapat banyak ‘suara sumbang’. Kadang kala suara-suara itu menggelitik telinga, tapi tak jarang juga menusuk hati.

Luluk mengatakan stigma itu akan terus melekat selagi pandangan negatif tentangnya terus dipelihara. Yakinlah pada diri sendiri bahwa perempuan yang menjadi ibu rumah tangga itu hebat dan mandiri. Apalagi, ibu memiliki andil penting dalam membentuk karakter si kecil, sebagai madrasatul ula dan pilar peradaban bangsa. Begitu pun dengan ibu bekerja, juga memiliki kehebatan yang sama.

Yang tidak hebat adalah orang yang terus membanding-bandingkan hidupnya

yuana yuan
yuana yuan
Housewife, former journalist, content writer | blogger lifestyle -- Contact: yuana.27.a@gmail.com Instagram : @yuana.yuan

Related Posts

19 komentar

  1. Suka deh sama bagian ini mbak "Yakinlah pada diri sendiri bahwa perempuan yang menjadi ibu rumah tangga itu hebat dan mandiri". Bener banget mandiri dan merdeka menentukan arah peran dan masa depan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibu rumah tangga itu emang mudah banget ya kena buly, tapi syukurlah ada banyak juga ibu yang mau memperjuangkan statusnya sebagai rabitul bait, karena kalau bukan kita sebagai ibunya (yang mendidiknya di rumah) siapa lagi?hoho just sharing

      Hapus
    2. Sering yg Billy sama2 IRT:(

      Hapus
  2. Serba salah juga ya jadi mba luluk. Memilih jd IRT digunjingkan bekerja juga kena gunjingan. Semoga tetap semangat. Unttung bertemu blogspedia ya mbk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat-semangat penugasan blogspedia masih banyak. Moga bisa sampe akhir aamiiin

      Hapus
  3. Suka bgt sama tulisannya dan kisahnya mbak Luluk. Sama bgt mbak, aku pun dihadapkan dua pilihan ketika itu. Apalagi suka insecure kalau liat temen² yg bekerja diluar rumah. Sarjana tapi gak kerja katanya. Padahal kerjaan kita banyak yaa mbak wkwkwk. Melahirkan normal atau sesar, asi atau sufor, bekerja atau tidak. Cape lama-lama dengernya, zaman skrg harusnya udah gak ada yg banding-bandingin lagi ya. Harusnya saling mendukung pilihan sesama perempuan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak.. Bener banget. Saya juga sering dibilang eman Ijazah S1 nya... hiks :(

      Hapus
  4. Dari judulnya aja udah bikin orang pengen baca. Mantab ini wawancara satu sama lainnya. "Yang tidak hebat adalah orang yang terus membanding-bandingkan hidupnya". Suka deh sama quote-nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak... emang kudu bodo amat sama yg begituan 😀

      Hapus
  5. Setuju bgt sama quotes ending. Hari ini banyak menemukan kisah2 inspiratif para ibu dengan segala pilihannya, sih. Jadi termotivasi dan semakin bersyukur atas semua jalan yang udah dikasih Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, saya juga. Makin ke sini makin bersyukur dg yg diperoleh saat ini. Ada kata mutiara seorang ulama saya lupa nama beliau intinya : jangan iri sama rezeki yang diperoleh orang lain, karena kamu tidak tahu nikmat apa yang dicabut darinya oleh Allah

      Hapus
  6. masyaAllah enak ceritanya ngalir. semangat utk Mba Luluk ya, setuju bgt irt juga ibu hebat dan mandiri.

    BalasHapus
  7. Semangat membangun peradaban Mom Yuan dan Mom Luluk, bahagia ketika bertambah teman yang memiliki kesamaan minat dan dipertemukan dalam hal baik. Tetap konsisten ngeblog nya.

    BalasHapus
  8. bener banget mba, dengan menjadi Ibu Rumah Tangga tak menghentikan kita untuk berkarya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada yang bisa menggaji IRT 😀

      Hapus
  9. Susah banget emang kalo udah ada di lingkungan yang kayak gitu. Makanya kata orang kita hanya bisa menutup telinga bukan menutup mulut orang. Tetap semangat ya mbak Luluk dan buat mbak Yuana tulisannya bagus bangeeet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbaaak, emang bener jadi orang cuek adalah koenci wkwwk

      Hapus

Posting Komentar