Ketika membuka mesin pencarian tentang parenting, tentu banyak orang tua yang akan mencari referensi cara mendidik anak. Mungkin ada ribuan artikel di website yang membahas soal parenting.
Tentu, orang tua baru akan bertanya-tanya bagaimana cara mendidik anak dengan baik. Hal ini pun saya dan suami pikirkan saat anak pertama kami lahir. Apakah saya mampu mendidik anak? Apakah saya pantas? Apakah ilmu saya cukup? Kami bertanya-tanya sembari mencari referensi yang tepat.
Pertanyaan dan kekhawatiran itu pun semakin besar, tatkala saya melihat seorang anak berusia sekitar 8 tahun. Ia bersama seorang wanita, dari pakaiannya nampak sebagai babysitter.
Anak itu membawa permen, kemudian ia memakanannya. Lantas, babysitter pun memberi isyarat dengan mengulurkan tangan, meminta bungkus permen itu untuk dibuang.
Tak dinyana-nyana, anak itu mendekatinya sembari membuang bungkus permen ke lantai. Pun tak keluar sepatah dua kata, Babysitter itu langsung memungutnya di lantai.
Sontak membuat saya terkejut dengan kejadian itu. "Hei! Siapa yang ngajarin itu??! " Bentakku dalam hati.
Tentu, saya langsung mempertanyakan bagaimana pendidikan yang telah diajarkan orang tuanya. "Ini bocah diajarin apa sama bapak ibunya?" Batinku membuncah hahaha
Baca juga: Ini Bikin Kamu Bangga Jadi Warga Jatim
Peran orang tua mendidik anak
Mungkin, sebagian orang menganggap mendidik anak adalah hal yang mudah. Menyekolahkan di sekolah bonafide atau menitipkan ke sekolah full day sudah selesai. Eitss, tunggu dulu bestie...
Tentu mendidik anak bukanlah hal mudah. Akan tetapi, perlu digaris bawahi anak adalah titipan Sang Haliq. Keharusan orang tua untuk menjaga amanah itu dengan upaya sebaik-baiknya. Orang tua memiliki peran yang tidak bisa digantikan oleh siapapun termasuk babysitter, notabene tugasnya menjaga anak.
Pelajaran pertama adalah adab
Pernahkah mendengar pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya? Yap! Pepatah ini sebagai gambaran bahwa anak bakal memiliki kemiripan dengan orang tuanya baik dari segi fisik hingga psikis, termasuk wataknya.
Hal ini bertalian dengan naluri anak yang mencontoh perilaku kedua orang tuanya. Pada bagian ini, orang tua wajib mempunyai rambu-rambu alias hati-hati atas segala tindak-tanduknya.
Pasalnya, anak akan belajar berperilaku selayaknya apa yang dilakukan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari.
Tentu, anak tidak serta merta mencontoh kepandaian orang tuanya untuk menghitung atau membaca. Akan tetapi, anak akan meniru tindak-tanduk orang tua dalam kesehariannya. Bagaimana orang tua bersikap terhadap orang lain, misalnya kepada yang lebih tua, tetangga, pembantu, hingga kepada tukang bakso keliling depan rumah.
Cara orang tua bersikap kepada orang lain itu bakal dikloning anak untuk dipraktikkan. Artinya, pelajaran budi pekerti alias adab yang bakal diterima anak pertama kali.
Baca juga: Bagaimana Cara Healing Mama Muda Zaman Now?
Rasulullah pun menegaskan bahwa tugasnya di bumi untuk menyempurnakan akhlak. Hal ini diriwayatkan oleh Musnad Ahmad melalui jalur Abu Hurairah,
sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
Dalam segala riwayat tentang sirahnya pun akhlak Rasulullah yang selalu diperdengarkan.
Ibnu Al mubarak r.a mengatakan adab meskipun sedikit adalah lebih kami butuhkan daripada ilmu banyaknya ilmu pengetahuan
Bahwa, orang beradab sudah pasti berilmu, sedangkan orang berilmu belum tentu beradab. Tentu banyak contoh yang mewakili pernyataan tersebut. Membuang sampah di sungai, siapa yang tidak tahu jika membuang sampah di sungai akan menyebabkan banyak masalah, khususnya banjir. Lantas, kenapa masih banyak ditemui orang yang membuat sampah sembarangan di sana?
Ini lah yang tidak mencerminkan pribadi yang beradab kendati sudah memiliki pengetahuan larangan membuang sampah di sungai.
Dalam pepatah Arab juga dikatakan al adabu fauqol ilmi, artinya adab lebih tinggi dari pada ilmu. Pepatah itu mengisyaratkan, kendati mencari ilmu adalah suatu kewajiban, mengamalkannya pun tergantung dengan adab dan akhlaknya.
Mendidik Anak Ala Imam Al Gazali
Sementara itu, Imam Gazali telah menegaskan dalam kitab Al Adab Fid Din halaman 154, bahwa orang tua perlu mempersiapkan diri sebelum mendidik anak. Adalah dengan memperbaiki diri terlebih dahulu. Alasannya, keteladanan adalah pendidikan yang paling efektif.
Pasalnya, banyak orang tua yang tidak sadar memberikan contoh tidak baik. Seperti, merayu anak saat menangis dengan berbohong, berkata kasar saat marah, hingga berbuat sesuatu yang kontradiktif dengan nilai yang disampaikan.
Oleh karena itu, meski ada 1001 cara mendidik anak, nomor yang pertama hanyalah adab.
Memang tanggungjawab orang tua untuk mengemban amanah itu tidaklah mudah. Akan tetapi, kemuliaan yang diperoleh juga takkan sia-sia. Betul apa betul? Hehe
Posting Komentar
Posting Komentar