Dalam beberapa waktu terakhir, tagar #KaburAjaDulu viral di media sosial. Tagar ini adalah seruan untuk pindah ke luar negeri sebagai respons atas ketidakpastian terhadap situasi di dalam negeri, baik ekonomi, politik, maupun segi sosial.
Nampaknya, fenomena ini bukan sekadar tren belaka. Banyak netizen, terutama generasi muda, mulai mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan netizen dalam fenomena tagar #KaburAjaDulu. Seperti ketidakstabilan ekonomi, kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil, hingga keterbatasan peluang kerja menjadi alasan utama di balik tren ini muncul.
Mengapa Banyak yang Ingin #KaburAjaDulu?
Ketidakpuasan Ekonomi
Netizen merasa frustasi dengan keadaan ekonomi Indonesia. Seperti kebutuhan pokok yang terus merangkak naik dan ketimpangan ekonomi. Seperti kelangkaan LPG baru-baru ini sebagai dalih pembatasan pembelian untuk distribuasi yang tepat sasaran. Padahal, kejadian itu menyebabkan antrian panjang untuk membeli LPG.
Tidak Puas dengan Kebijakan Pemerintah
Netizen menilai kebijakan pemerintah lebih menguntungkan kelompok tertentu dibanding kepentingan rakyat secara luas. Selain itu, pemerintah juga dianggap tidak efektif dalam menyelesaikan masalah sosial dan ekonomi.
Hal itu mendorong keinginan untuk mencari negara dengan kebijakan yang adil dan transparan.
Pendidikan dan Peluang Karier yang Lebih Baik
Beberapa pengguna media sosial mengungkapkan kekecewaannya terhadap fasilitas dan kualitas hidup yang menurun. Seperti biaya pendidikan cukup tinggi hingga peluang kerja yang terbatas. Bahkan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sekitar 9,9 juta penduduk Indonesia muda merupakan pengangguran.
Ditambah rumitnya persyaratan kerja, persaingan yang tidak sehat dan rendahnya upah tidak sebanding dengan usaha yang dikeluarkan.
Sementara itu, sejumlah negara menawarkan pendidikan berkualitas dengan harga terjangkau, serta kesempatan kerja yang lebih menjanjikan. Hal ini menjadi daya tarik besar bagi mereka yang ingin meningkatkan kualitas hidup.
Migrasi ke Luar Negeri: Apakah Solusi atau Pelarian?
Pindah ke luar negeri bisa menjadi solusi bagi beberapa orang. Akan tetapi, ada tantangan besar yang harus dihadapi. Seperti adaptasi budaya baru, izin tinggal hingga kompetisi di pasar kerja global.
Oleh karena itu, perlu modal baik pengetahuan yang cakap dan kesiapan finansial untuk hidup di negara orang. Toh niatnya baik, untuk kehidupan lebih layak bagi keluarga. Apalagi, pekerja migran Indonesia sangat berjasa bagi negara.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyebut pekerja migran menyumbangkan devisa negara sebesar Rp227 triliun per tahun. Wow luar biasa bukan? Kata siapa tidak nasionalis?? Eh
Jangan sampai fomo #KaburAjaDulu tanpa bekal hingga berakhir dideportasi. Bahkan, yang lebih menakutkan jika terjebak dalam kasus perdangangan manusia.
Sejatinya, tren #KaburAjaDulu mencerminkan keresahan halayak yang butuh perubahan. Namun, perubahan sejati butuh kerja bersama-sama membangun solusi di dalam negeri.
Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu tertarik mengikuti tren #KaburAjaDulu?
Sumber;
https://rri.co.id/nasional/1099525/pekerja-migran-sumbang-devisa-rp227-triliun-per-tahun
https://lingkarjateng.id/berita-semarang-hari-ini/masih-langka-warga-semarang-harus-antre-demi-dapat-lpg-3-kg/?amp=1
https://x.com/ismailfahmi/status/1888474554013798476?t=TstP9Y0dd6TS1Y_PMcUx5g&s=19
https://www.cnbcindonesia.com/research/20240515103217-128-538210/10-juta-gen-z-di-ri-nganggur-sekolah-kagak-kerja-kagak-maunya-apa
https://www.tempo.co/ekonomi/lpg-3-kg-susah-didapat-apa-penyebabnya--1202511
Posting Komentar
Posting Komentar