Blogger, ketika disebut terdengar unik dan vancy. Namun, bakal terdengar asing bagi sebagian orang yang tidak mengenal dunia blogging. Lantas apakah benar blogger butuh personal branding?
Sebagai peselancar baru di dunia blogging, saya cukup kewalahan memikirkan soal personal branding ini. Pasalnya, selama ini blogging sekadar menulis dan menulis. Akan tetapi, saya mulai berpikir, apakah jadi blogger profesional juga butuh dikenal? blog yuanayu.com ini mau dibawah kemana?
Kenapa Bikin Blog?
Untuk menelisik lebih jauh soal personal branding, saya perlu menilik kembali "apa sih tujuan ngeblog?" Kalau dipikir-pikir, kala itu saya pengen masuk dunia blogging untuk mengikat ilmu. Saya tak ingin ilmu di bidang jurnalistik hilang begitu saja. Saya merasa hampa jika tidak menulis, meski sudah tak lagi sebagai jurnalis.
Selain itu, sebagai media healing. Setelah menyandang status sebagai ibu baru, perlu banyak mencurahkan hati baik keresahan maupun momen kebahagiaan. Bagi saya, blog adalah wadah yang mampu mencurahkan banyak gagasan. Dibandingkan menulis di sosial media, bukankah seperti spam dan tidak profesional?
Alasan-alasan inilah yang membuat saya masih bertahan sebagai "blogger newbie". Blogging menjadikan saya lebih apik mengolah rasa lebih ciamik. Mengubah kekecewaan atau keresahan menjadi artikel menarik, mengubah kebahagiaan yang bisa dibagikan tanpa ada unsur "flexing" hehehe.
Jadi Blogger Butuh Personal Branding?
Kadang terbesit dalam pikiran, apakah saya pantas menyandang status sebagai blogger? Sepertinya saya belum layak menjadi blogger? Apakah saya bisa menjadi blogger profesional? Pertanyaan-pertanyaan minder inilah yang beberapa kali menghantui. Kemudian muncul berbagai pertanyaan lain, misalnya, haruskah orang-orang tahu saya sebagai blogger? Apakah bisa dikenal hanya dengan nama pena? Meski memiliki pengalaman sebagai jurnalis, yang setiap hari menulis, perasaan insecure pun tetap ada. Apalagi, bidang blogging dan jurnalistik memiliki banyak perbedaan.
Lantaran tekat menjadi blogger profesional, saya harus menghilangkan perasaan kurang percaya diri itu. Karena pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Jadi siapa yang bakal membaca blog saya, kalau enggak ada yang mengenalnya. Maka itu, personal branding harus didongkrak. "Mengumumkan" diri sebagai blogger pun kudu dilakukan. Salah satunya dengan unjuk nama dalam blogging.
Sementara itu, saya juga harus bonek (dalam bahasa Jawa: bondo nekat) dengan terbiasa menulis berbagai artikel, baik receh hingga serius tapi santai. Bukan tanpa sebab, saya terbiasa dikoreksi oleh editor, mana yang kurang enak dibaca hingga perkara typo. Akan tetapi, menjadi blogger semuanya serba mandiri. Saya ditantang harus nekat jadi writer merangkap editor, uploader hingga social media specialist.
Nama Pena
Coba ketik nama Yuana Fatwalloh pada mesin pencarian. Nama itu, akan muncul terkait akun sosial media dan beberapa artikel atau berita. Nama itu adalah nama panjang saya. Nama itu sudah memiliki jejak digital.
Maka itu, saya menggunakan nama asli pada nama pena blog. Kendati bukan nama panjang, nama ini cukup mewakili saya sebagai personal. Artinya, dengan nama itu saya berharap blog ini juga dapat dikenali.
Selain itu, penggunaan nama tersebut cukup aman untuk SEO (Search Engine Optimization). Sehingga, saat orang mencari namaku pada mesin pencarian bakal mudah didapatkan. Penggunaan nama asli ini pun sejalan dengan beberapa media sosial milik saya. Maka, pembaca tidak akan capek mengubek-ubek mesin pencarian. Cukup melihat media sosial, di situ ada alamat blogku.
Blog Lifestyle
Saya ingin terlebih dahulu memperkenalkan diri sebagai blogger secara personal. Oleh karena itu, blog pertama ini tidak ada niche alias gado-gado. Saya ingin menulis banyak hal tanpa batasan. Sehingga banyak menelurkan tulisan beragam dari berbagai gagasan. Kendati demikian, blog saya banyak bercerita seputar kuliner dan traveling. Sementara, di sisi lain ada juga keinginan untuk memiliki blog dengan genre tertentu.
Blogger Mantan Jurnalis
Saya menemukan hal yang menarik ketika iseng-iseng melihat nomor handphone pada aplikasi pengenal nomor telepon. Yakni, sebagian besar nomor saya disimpan sebagai jurnalis. Padahal, saya sudah meninggalkan bidang tersebut sudah beberapa tahun lalu.
Kendati banyak tulisanku yang ringan dan santai, beberapa artikel memang tidak jauh dari kaidah jurnalistik. Misalnya, memiliki unsur feature, petikan wawancara dan sebagainya.
Dengan membaca tulisanku, saya berharap pembaca tetap bisa menikmati ketikan saya laiknya seperti jurnalis dahulu. Jadi, bukan sekadar artikel curhatan yang nampak berlebihan.
Dongkrak Personal Branding
Menjadi pendatang baru dalam dunia blogging memang butuh proses agar bisa dikenal dan dicap sebagai blogger. Lantas, bagaimana caranya agar mendongkrak personal branding?
Menyematkan Blog di Sosial Media
Kenal Ria Ricis, Fuji, Anya Geraldine, Fadil Jaidi dan Jeje? Tahu dari manakah kamu? Pasti jawabannya adalah media sosial. Saat ini sosial media menjadi alat untuk terkenal. Tidak butuh televisi ataupun wartawan agar kamu bisa nampang sebagai public figur. Hanya berbekal media sosial semua orang dari latar belakang apapun dapat terkenal.
Nah, seperti yang telah saya sebutkan di atas. Cara ini juga saya lakukan agar dapat dikenal sebagai blogger oleh banyak orang. Yakni, dengan menyematkan alamat blog pada bio media sosial. Sehingga, saat orang membuka profil bakal nampak alamat blog dengan komentar "Wah sekarang jadi blogger", " Oh blogger", "Blogger dari mana ini? " dan sebagainya. Nah, hal ini dapat menarik khalayak lebih kepo dengan blog saya dan mengekliknya.
Membagikan Tulisan di Sosial Media
Membagi artikel yang telah dipublish pada media sosial juga dapat menjangkau branding lebih luas. Misalnya, membagikan artikel pada story Instagram. Bisa jadi, yang biasanya suka skip-skip story jadi makin tertarik dengan story kamu. Sehingga,mau membaca artikel yang dibagikan.
Pengalaman saya, saat melihat statistik blogspot, sebagian besar pengunjung laman berasal dari Instagram lho. Menarik bukan?
Ikuti Kelas Blogging
Mengikuti kelas blogging juga bisa menjadi media branding. Alasannya, makin banyak teman, semakin banyak pula yang tahu bahwa saya adalah blogger bukan? Apalagi, kalau ada tugas blog walking. Makin mantep enggak tuh?
Ikut Komunitas
Nah, sebelas dua belas dengan mengikuti kelas blogging. Menjadi bagian dari komunitas blogger juga membawa impact bahwa saya adalah blogger. Yups, komunitas blogger menjadi legitimasi bahwa saya menjadi bagian dari mereka, para blogger.
Ikuti Lomba atau Event
Mengapa mengikuti lomba blog dapat meningkatkan branding? Tentu, semakin banyak lomba yang diikuti, kemungkinan semakin besar pula peluang dapat memenangkan lomba. Menjadi pemenang lomba blog adalah legitimasi secara legal bahwa saya adalah blogger produktif dan profesional. Begitu bukan?
wah pasti seru banget pengalaman jadi jurnalisnya mba
BalasHapusAda suka ada duka jadinya seru hehe
HapusSenengnyaa pernah jadi jurnalis pasti seru banyak tantangan pengalamannya
BalasHapusBetul sekali mbak, banyak tantangannya hehe
HapusMenjadi jurnalis dan blogger masih linear ya, Kak. Sama-sama menulis dan ada tantangannya.
BalasHapusIya linier kak, banting setir dikit hehe
HapusMba, aku mau dong di infoin kelas dan job tentang blogger.
BalasHapusIh samaan kak, masih newbie pengen ikut kelas terus hehe
HapusWah, ternyata mantan jurnalis. Hebat, Mbak, bisa dijadikan modal sebagai blogger.
BalasHapusSetidaknya lumayan bisa menyusun kalimat kak hehe
HapusJurnalis itu kritis, nggak heran tulisannya bagus2 Kak
BalasHapusSiap salah kak 🙏🙈
HapusSudah punya bekal sebagai jurnalis. Semakin mantap blog nya mbak.
BalasHapusAllahumma aamin. Makasih kak sama2 jugaa
HapusWah ini keren banger mbak jadi jurnalis ini sangat membantu sekali menjadi blogger
BalasHapus"Pelatihan nulis gratis" ya kak hehe
HapusUdah ada basic skill nya mba. Makin semangat menulis di blog ini.
BalasHapusYok semangat yook
Hapus