yuanayu.com

Kisah Di Balik TV Tabung, Televisi Perekat Kekeluargaan

Posting Komentar

 


Matahari telah memupuk cahaya di ufuk timur. Sinarnya menembus jendela tepat jatuh di atas kepala TV tabung 14 inch berwarna abu-abu. TV itu nampak jadul dengan bentuk yang gemuk dan berhias bandana antena berbetuk V di atasnya.

TV tabungku memiliki kemampu yang cukup memupuni lho, langsung menyala saat colokanya dipasang pada stop kontak, tanpa melalui proses memencet tombol power terlebih dahulu hahaha :D

Meski, beberapa tombol rusak dan kerap eror, TV itu telah menemani keluarga kami selama 18 tahun.

Ibuku bercerita, TV tabung memiliki masa-masa berharga pada zamannya. Pada era 70 hingga 80-an TV ini cukup bergengsi di kalangan masyarakat. Ada beberapa hal unik yang dilakukan masyarakat saat TV tabung menjadi idola. Tentu, membuat banyak orang bernostalgia ketika mengingatnya.

Nah, hal unik apa sajakah itu? yuk simak yuk^^

1. Hanya Orang Kaya yang Mampu Membeli TV Tabung

Ibuku menyebut, hanya orang kaya yang mampu membeli TV tabung. Kala itu, segelintir orang yang memiliki TV tabung di desa. Seperti, kepala desa atau penduduk desa yang memiliki banyak sawah.

Maka tak heran, warga desa kerap ke rumah pemilik TV hanya sekedar menumpang hiburan. Tentu, hal ini juga disenangi anak-anak kala itu.

Biasanya, TV dinyalakan pemiliknya selepas magrib. Anak-anak bakal ikut menyaksikan usai mengaji di masjid. TV tabung kala itu hanya bisa mengakses stasiun TVRI Milik pemerintah. Jauh berbeda dengan zaman sekarang, berbagai macam stasiun TV menyuguhkan banyak program yang bisa dipilih. Meski, beberapa di antaranya kurang mendidik hehehe namanya juga hiburan hiks ...

Baca juga: Tiga Tokoh Karakter Kartun Ini Diambil dari Kisah Nyata

2. TV Tabung Dinyalakan di Balai Desa


Sementara itu, untuk siaran khusus, TV tabung juga dihadirkan di balai desa lho... Bisa jadi TV milik kepala desa yang diboyong ke balai atau milik warga yang ikhlas televisinya dipinjamkan sementara.

Nah! siaran televisi ini yang ditungu-tunggu warga desa. Biasanya siaran langsung olahraga atau siaran langsung pagelaran wayang dengan tokoh dalang yang terkenal.

Tentu, suasana riuh balai desa dipenuhi warga desa dari lansia hingga anak-anak untuk menyaksikan siaran tersebut.

3. Harga TV Tabung Dulu dan Sekarang


Berdasarkan berbagai sumber, harga TV tabung saat ini berkisar 300 ribu hingga 1 jutaan. Namun, harga tersebut berbeda dengan masa saat itu. Dikutip dari kompas.com , pemerintah menetapkan harga eceran televisi pada 7 Agustus 1976

Berikut rincian harga tersebut:

-Televisi ukuran 26 inch tanpa kaki sebesar Rp 600.000 , sedangkan jenis televisi consule atau dengan kaki sebesar Rp 725.000 .

-Televisi ukuran 22 inch jenis tanpa kaki atau table sebesar Rp 450.000 , sedangkan jenis  consule  yakni Rp 550.000 .

-Televisi ukuran 20 inch jenis tanpa kaki Rp 425.000 dan jenis dengan kaki Rp  500,00 0

- Televisi ukuran 18 inch jenis tanpa kaki Rp 400.000 , sedangkan jenis consule Rp  450.000.

-Televisi ukuran 16 inch jenis tanpa kaki sebesar Rp 375.000 .

-Televisi ukuran 14 inch jenis tanpa kaki Rp 240.000 .

Harga yang dipatok ini tidak mencakup penjualan televisi di luar gerai resmi. Hal itu tergantung dari toko elektronik masing-masing yang mempertimbangkan keuntungan, jarak dan transportasi yang mempengaruhinya.

Lantas, ke napa hanya orang kaya yang bisa membeli TV tabung kala itu? Tentu jawabannya sederhana adalah daya beli masyarakat belum tinggi. Selain itu, harga TV tabung terbilang mahal di kalangan masyarakat umum.
Lha, uang Rp 500 saja sudah cukup memborong makanan dan barang di pasar lho...

yuana yuan
yuana yuan
Housewife, former journalist, content writer | blogger lifestyle -- Contact: yuana.27.a@gmail.com Instagram : @yuana.yuan

Related Posts

Posting Komentar