Gunung Bromo Jawa Timur/ dok. Pexels |
Tau gak sih, Provinsi Jawa Timur mempunyai beragam wilayah kebudayaan lho... Antara wilayah-wilayah kebudayaan ini memiliki ciri khas yang berbeda. Namun, tetap bersandingan satu sama lainnya. Misalnya, Bahasa Jawa orang Surabaya dengan orang Ponorogo memiliki perbedaan dalam penyebutan beberapa kata benda, kata kerja dan kata sifat. Contoh lainnya adalah tradisi hajatan masyarakat di Pulau Madura dengan warga Trenggalek.
Nah hal itu menurut Antropolog Koentjaraniingrat dalam buku Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan disebut sebagai wujud dari kebudayaan. Wujud kebudayaa itu meliputi nilai, norma, aktivitas hingga hasil karya manusia itu.
Jadi mana sajakah wilayah kebudayaan di Jawa Timur?
Sub Kebudayaan Arek
Wilayah kebudayaan Arek berada di kawasan Jawa Timur bagian utara seperti Surabaya, Gresik, Mojokerto, Sidoarjo hingga Malang.
Kebudayaan Arek menjadi representasi masyarakat Jawa Timur di Indonesia, apalagi terkenal dengan julukan bonek alias bondo nekat.
Selain itu, masyarakat Arek juga dikenal sifat egaliter dan heterogen. Sifat keterbukaan itu terlihat dari bahasa masyarkat Arek yang santai dan kadang tidak menampilkan hirarki kedudukan tua maupun muda.
Misal, bahasa pelanggan kepada penjaga warung kopi terdengar santai dan menghilangkan batas-batas umur maupun status.
"Cak kopi item siji (Cak, kopi hitam satu)," ujar pelanggan kepada penjaga warkop sambil duduk seraya membuka tudung penutup gorengan di depannya.
"Iyo, (iya)" Jawab penjaga warkop.
*Cak panggilan untuk anak laki-laki yang lebih tua. Panggilan ini juga digunakan sebagai sapaan mengakrabkan diri. Bisa jadi penjaga warkop itu bapak-bapak setengah baya.
Sementara, heterogen itu tercermin di Kota Surabaya dan Malang yang menampilkan bentuk modern dan kompleks masyarakat lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang penghidupan. Sehingga memikat daya tarik masyarakat di berbagai daerah bahkan di luar Jawa Timur. Pertemuan banyak masyarakat dari berbagai daerah di Jawa Timur itu membentuk melting pot kebudayaan.
Baca juga: Mengukir Nama di Semeru
Sub Kebudayaan Mataraman
Wilayah kebudayaan ini berada di Jawa Timur bagian barat hingga perbatasan dengan Jawa Tengah. Budaya masyarakat Mataraman memiliki irisan dengan masyarakat Jawa Tengah. Hal ini dipengaruhi oleh kekuasaan Kerajaan Mataram masa lampau yang merambah di beberapa daerah di Jawa Timur. Seperti, Kediri, Blitar, Magetan, Ngawi hingga Pacitan, Trenggalek dan Tulunggagung.
Sehingga, budaya, kebiasaan hingga bahasa mansyarakat Mataraman hampir mirip dengan masyarakat Surakarta dan Yogyakarta.
Sub Kebudayaan Pandalungan
Wilayah kebudayaan ini berada Lumajang, Probolinggo, Jember, Pasuruan, Bondowoso dan Situbondo. Budaya Pandalungan merupakan alkulturasi dari masyarakat Jawa dan Madura. Jadi, jangan heran di wilayah-wilayah tersebut banyak orang yang menggunakan Bahasa Jawa namun dengan dialek Madura. Bahkan, sebagian orang juga terbiasa menggunakan bahasa Madura sebagai bahasa sehari-hari.
Sub Kebudayaan Madura Pulau
Komunitas masyarakat ini memiliki corak yang berbeda dengan etnis di pulau Jawa di Jawa Timur. Masyarakat Madura memiliki pola pemukiman yang terpencar dan terpusat pada individu atau keluarga. Hal ini tercermin dari bentuk antar rumah masyarakat Madura yang tidak berkerumum atau berpola seperti di Pulau Jawa. Hanya ada satu hingga dua rumah dalam satu lokasi yang memiliki hubungan kekerabatan. Sementara, antara lokasi rumah satu dan lainnya terpisah oleh kebun atau sawah.
Selain itu, masyarakat Madura juga terkenal sebagai perantauan atau penjelajah seperti orang Minangkabau dan Bugis. Hampir setiap wilayah di Indonesia ada orang Madura yang berprofesi sebagai pengusaha/ pedagang hingga tukang cukur.
Sementara itu, tokoh agama atau ulama dalam masyarakat Madura memiliki kedudukan tinggi. Titah ulama menjadi hal wajib didengar dan dilakukan oleh masyarakat. Sehingga, pengaruh tokoh agama dalam segala aspek termasuk politik dan pengambilan kebijakan pemerintah juga tak bisa dilewatkan begitu saja.
Baca juga: Pantai Mutiara, Hidden Gem Laut Selatan Trenggalek
Sub Kebudayaan Panaragan
Masyarakat Panaragan berada di wilayah administrasi Kabupaten Ponorogo. Komunitas masyarakat ini memiliki ciri berbeda dengan masyarakat Mataraman di sekitarnya. Yakni, kepercayaan masyarakat terhadap tokoh Warok dalam kesenian Reog dan kedudukan tokoh agama yang dianggap penting.
Selain itu, kesenian Reog pun menjadi poin penting dalam pembeda masyarakat Panaragan di tengah-tengah wilayah kebudayaan Mataraman.
Komuntas ini juga dianggap lebih aktif melakukan penjelajahan di bandingkan dengan wilayah Mataraman di sekitarnnya. Tentu, terbukti dengan dominasi masyarakat Ponorogo yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Jawa Timur.
Sementara itu, selain disebukan di atas ada sub wilayah kebudayaan lainnya di Jawa Timur diantaranya Tengger, Osing dan Samin.
Sub Kebudayaan Panaragan
Masyarakat Panaragan berada di wilayah administrasi Kabupaten Ponorogo. Komunitas masyarakat ini memiliki ciri berbeda dengan masyarakat Mataraman di sekitarnya. Yakni, kepercayaan masyarakat terhadap tokoh Warok dalam kesenian Reog dan kedudukan tokoh agama yang dianggap penting.
Selain itu, kesenian Reog pun menjadi poin penting dalam pembeda masyarakat Panaragan di tengah-tengah wilayah kebudayaan Mataraman.
Komuntas ini juga dianggap lebih aktif melakukan penjelajahan di bandingkan dengan wilayah Mataraman di sekitarnnya. Tentu, terbukti dengan dominasi masyarakat Ponorogo yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Jawa Timur.
Sementara itu, selain disebukan di atas ada sub wilayah kebudayaan lainnya di Jawa Timur diantaranya Tengger, Osing dan Samin.
Source :
-https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/12/27/ini-keunikan-yang-hanya-dimiliki-masyarakat-jawa-timur
-Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan, Koentjaraniingrat
-dll
Posting Komentar
Posting Komentar