yuanayu.com

Mojokerto Kota Wisata Sejarah

Posting Komentar

 



Beriwisata adalah kegiatan paling ditunggu-tunggu banyak orang di hari libur. Pasalnya, berwisata menjadi menu wajib untuk melepas stres setelah bekerja terus-menerus. Tentu kenapa tidak berwisata sambil menimbah ilmu? Ada banyak objek wisata edukatif yang bisa dikunjungi. Tidak terkecuali dengan objek wisata sejarah, salah satunya di Mojokerto, Jawa Timur. Mojokerto menjadi tempat strategis untuk berwisata sejarah nenek moyang. Sebabnya, di Mojokerto ditemukan banyak situs bersejarah peninggalan kerajaan Majapahit. Bahkan diperkirakan menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Selain itu, Mojokerto juga ditemukan beberapa situs peninggalan dari Kerajaan Kadiri, Singasari hingga Sumedang-Kahuripan (periode kerajaan sebelum Majapahit).Yuk simak beberapa wisata sejarah di Mojokerto yang menarik dikunjungi!

Museum Trowulan

Museum Trowulan terletak di Jalan Pendopo Agung, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Museum ini juga dikenal dengan nama Museum Majapahit, karena sebagian besar koleksi yang ditemukan berasal dari peninggalan kerajaan Majapahit. Berdasarkan kebudayaan.kemendikbud.go.id, adanya Museum Trowulan diawali dengan berdirinya Oudheeidkundhige Vereeneging Majapahit (OVM) pada 24 April 1924 oleh Bupati Mojokerto RAA Kromodjojo Adinegoro dengan arsitektur Belanda bernama Ir. Henry Mcline Pont. OVM merupakan perkumpulan atau organisasi yang bertujuan untuk melakukan penelitian peninggalan Kerajaan Majapahit. Perkumpulan ini berkantor di sekitar Km 13 jalan raya jurusan Mojokerto-Jombang. Kantor OVM ini juga digunakan untuk menyimpan barang-barang bersejarah peninggalan Majapahit yang ditemukan. 

Karena semakin banyak peninggalan yang ditemukan, maka tahun 1999 seluruh koleksi dipindahkan ke lokasi museum saat ini. 

Koleksi Museum Trowulan dibagi menjadi tiga kelompok. Diantaranya, koleksi tanah liat, biasanya disebut dengan Terakota, seperti peralatan rumah tangga hingga alat produksi. Kemudian, koleksi batu terdiri dari arca hingga prasasti. Ketiga, koleksi keramik seperti piring, teko higga mangkuk. Diketahui, sebagian besar koleksi keramik yang ditemukan berasal dari Cina dan beberapa negara lain. Artinya, pada masa Kerajaan Majapahit ada hubungan dagang dengan negara-negara lain di luar Nusantara. Keempat adalah koleksi logam, seperti guci, mata uang logam, lampu hingga bokor (piring cekung dengan pinggiran lebar).

Selain itu, di museum ini juga ada replika rumah penduduk pada masa Majapahit lho .. Penasaran? yuk coba main ke Museum Trowulan.

Kolam Segaran


Tidak jauh dari Museum Trowulan, juga ada situs peninggalan Majapahit berupa kolam besar bebentuk persegi panjang. Panjang kolam ini sekitar 375 meter dan lebarnya 175 meter. Kolam Segaran ditemukan tahun 1926 dalam keadaan terkubur oleh tanah. Kemudian, dilakukan pemugaran pada tahun 1966. 

Konon, kolam ini menjadi saksi sejarah betapa makmurnya Kerajaan Majapahit. Diceritakan bahwa usai kerajaan menjamu tamu, alat-alat jamuan yang terbuat dari emas langsung dibuang ke Kolam segara. Namun cerita masyarakat itu belum bisa dibuktikan kebenarannya. 

Masyarakat sekitar biasanya memanfaatkan situs ini dengan memancing. Pengunjung juga bisa menyaksikan pemandangan Segaran dengan wisata kuliner sambel Wadar di sekitar kolam. Selain Kolam Segaran, situs sejarah lainnya juga bisa dikunjungi di kawasaan trowulan, seperti candi Brahu, candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Wringin Lawang dan lain-lain. 




Makan Islam Tralaya


Makam Islam Tralaya terletak di Jalan Syech Jumadil Kubro, Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Majokerto. Makam Tralaya merupakan komplek pemakaman bangsawan Majapahit yang telah menggunakan Islam. Hal itu dibuktikan dengan letak makam yang berada di kawasan ibu kota kerajaan. Selain itu, adanya temuan batu nisan, sejumlah huruf arab dipadu dengan aksara Jawa dan lambang Majapahit terbukti kuat komplek sebagai pemakaman bangsawan.

Di dalam komplek ada makam ulama besar sebagai punjer Wali Songo, yakni Syech Jumadil Kubro. Maka, tidak heran sepanjang tahun komplek pemakaman tidak sepi dari penziarah. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia. Apalagi pada hari-hari tertentu jumlah penziarah pun membludak.


Patung buddha Tidur





Tak jauh-jauh ke Thailand untuk melihat patung budhha tidur. Mojokerto juga punya patung Buddha tidur. Lokasinya masih dalam kawasan situs Trowulan, yakni di Maha Vihara Mojopahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan.

Patung Buddha tidur ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter. Patung ini juga termasuk terbesar ke tiga di Asia setelah Thailand dan Nepal. 

Untuk melihat patung Buddha tidur, pengunjung tak perlu repot-repot repot-repot merogo kocek terlalu dalam. Cukup siapkan uang sekitar Rp 10.000 untuk parkir dan tiket masuk, pengunjung sudah bisa swafoto dengan pemandangan patung Buddha tidur. Tapi tetap jaga sikap ya, sebab patung berada di area rumah ibadah. 


Candi Jolotundo


Candi Jolotundo merupakan patirtan dengan air dingin dan segar. Candi Jolotundo terletak di bukit Bekel lereng Gunung Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Candi ini peninggalan raja Udayana (dari Bali) untuk putranya raja Airlangga penguasa Kerajaan Sumedang-Kahuripan.

Bentuk candi menghadap ke barat dengan dua kolam keci sebelah kanan dan kiri berukuran 2X2 meter. Sedangkan, kolam besar di bawahnya berukuran 6X8 meter dengan banyak ikan. Sumber udara keluar dari bagian tengah. Mata udara yang tidak ada masyarakat setempat memiliki kualitas nomor 2 setelah air Zam-Zam. 

Maka, dianggap membawa membawa khasiat untuk menyebuhkan berbagai penyakit. Tidak heran, banyak masyarakat membawa pulang udara dengan botol dan jiriken. Masyarakat juga diperbolehkan untuk mandi di candi ini. Selain itu, candi ini juga digunakan umat Hindu untuk melakukan sejumlah ritual peribadatan pada hari tertentu.


yuana yuan
yuana yuan
Housewife, former journalist, content writer | blogger lifestyle -- Contact: yuana.27.a@gmail.com Instagram : @yuana.yuan

Related Posts

Posting Komentar