yuanayu.com

Pandemi Virus Corona, Mengingatkan Pagebluk di Hindia-Belanda

Posting Komentar

Terhitung lima bulan Indonesia ditimpa pagebluk virus corona . Berdasarkan data perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia Minggu (19/7), total 86.521 kasus terkonfirmasi. Ada tambahan 1.639 kasus. Kasus pulih menjadi 45.401 dengan kenaikan 2.133 orang. Sementara, kasus kematian mencapai 4,143 orang dengan tambahan 127 yang meninggal. 

Pandemi ini mengingatkan sejarah Hindia-Belanda (Indonesia dulu) yang pernah terserang wabah penyakit, seperti pes (1911) dan flu spanyol (1918). Diperkirakan jutaan nyawa penduduk Hindia-Belanda melayang dari dua wabah penyakit itu.


Wabah Pes


Penyakit pes merupakan infeksi bakteri Yersinia Pestis dari kutu tikus. Penyakit pes terhadap manusia menular melalui gigtan kutu. Kasus ini pertama kali muncul di Malang tahun 1911. Penyakit pes berkembang pesat di Malang lantaran letak geografis yang sejuk menyebabkan basil pes bisa bertahan lama. Orang yang terserang penyakit ini akan mengalami demam, nyeri otot, diare, batuk hingga sesak napas. 

Wabah pes ini dipicu oleh kebijakan impor beras pemerintah Hindia-Belanda dari Rangoon, Myanmar. Beras-beras itu diangkut dengan kapal ke Tanjung Perak Surabaya pada 3 Oktober 1910. Tikus yang menjadi sarang kutu terbawa hingga ke Hindia-Belanda.
  
Kemudian, pada 5 November 1910 beras-beras dikirim ke beberapa wilayah dengan kereta api. Namun, tanggal 10 November 1910 jalur kereta api terputus. Menyebabkan, kereta pengangkut beras harus tertahan di Stasiun Malang. Beras-beras pun disimpan di gudang-gudang di sekitar stasiun. Kutu-kutu tikus pun mulai mengingfeksi orang di Distrik Turen, Malang. Tidak hanya di Malang, wabah pes juga melanda daerah Jawa lainnya, seperti Surabaya, Kediri, Semarang hingga Jawa Barat. Korban wabah pes lebih dari 189 ribu jiwa meninggal dunia.

Pandemi Flu Spanyol

Nama flu spayol diambil dari massifnya pemberitaan kabar penyakit ini di Spanyol. Flu spanyol dari virus influenza H1N1 yang menyebabkan 500 juta penduduk bumi terinfeksi. Dari jumlah yang diperkirakan 100 juta orang meninggal dunia –lebih banyak dibandingkan korban Perang Dunia I sekitar 18 juta jiwa- Persebaran flu spanyol dimulai dari Eropa, Amerika, Asia hingga Afrika dan Australia. Diperkirakan sekitar 3 miliar orang di bumi terdampak dari pandemi ini, baik kesehatan maupun sosial dan ekonomi. 

Flu spanyol bukan penyakit influenza biasa, malah tergolong berbahaya. Penyebab, penularannya melalui udara dengan gejala flu dan pneumonia  atau radang paru-paru yang ditandai dengan batuk berdahak, Demam Dan Sesak napas.
 
Virus ini diperkirakan ada di Hindia-Belanda pada Juni 1918. Persebaran flu Spanyol dibawa oleh penumpang dari Singapura yang telah dilawan. Kemudian, gelombang kedua virus ini terjadi pada Oktober 1918. Sebagian besar kasus ditemukan di Hindia-Belanda bagian timur. Diperkirakan, korban flu spanyol di Hindia-Belanda mencapai lebih dari 1,5 juta jiwa. 

Sementara itu, pascapandemi flu spanyol dunia kesehatan berkembang dengan ditemukannya antibiotik pertama kali tahun 1928. Kemudian, tahun 1940-an vaksi flu pertama dapat diakses secara umum. Selain wabah pes dan flu spanyol, Hindia-Belanda juga sempat terserang sejumlah wabah, seperti Kolera (1900), Malaria (1906), typhus addominalis (1918) hingga cacar dan disentri (1919).

Kasus wabah penyakit di Hindia-Belanda menjadi pelajaran penting. Minimal, setiap orang harus memperhatikan kebersihan diri. Apalagi, saat ini Indonesia masih berjuang melawan virus corona. Mencuci tangan setelah dan akan berkativitas, menggunakan topeng saat keluar dari rumah, tidak salaman, jaga jarak sebagai langkah protokol COVID-19 harus menjadi gaya hidup.











Referensi, berbagai sumber:

Kur'anania, Siti. 2019. “Upaya Penaggulangan Penyakit Pes di Afdeeling Kediri 1911-1933”, Skripsi. Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Surabaya. 
Luwis, Syefri. 2008. “Pemberantasan Penyakit Pes di Malang 1911-1916,” Skripsi. Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, Jakarta.
https://republika.co.id/berita/q7ofen385/kisah-flu-spanyol-tahun-1918-di-hindia-belanda-1
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52458628
https://historia.id/sains/articles/sudah-kena-pes-tertimpa-apes-vV9eo
https://www.alinea.id/nasional/wabah-flu-spanyol-1918-bunuh-jutaan-orang-di-hindia-belanda-b1ZGF9rga
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200719103422-20-526324/update-corona-19-juli-86521-positif-45401-sembuh



yuana yuan
yuana yuan
Housewife, former journalist, content writer | blogger lifestyle -- Contact: yuana.27.a@gmail.com Instagram : @yuana.yuan
Lebih baru Terlama

Related Posts

Posting Komentar